Minggu, 09 Maret 2014

ANATOMI LUNAK REPRODUKSI PEREMPUAN



Catatan:
1. Indung Telur (Ovarium). Tempat diproduksinya hormon wanita untuk mengatur siklus menstruasi yaitu FSH dan LH. Indung telur dengan bantuan FSH akan mematangkan satu sel telur (ovum) setiap siklus bulanan kemudian sel yang matang dapat berovulasi. Sel tersebut akan menyusuri Tuba Falopii, bila beruntung dia akan bertemu dengan sel sperma yang kemudian dapat terjadi pembuahan/ konsepsi. Hasil konsepsi tersebut akan memasuki kavum uteri dan menempel di dindingnya hingga kemudian terjadi kehamilan. Namun, pada gadis sel telur akan keluar bersama luruhnya dinding rahim sebagai darah menstruasi. Beberapa kelainan ovarium yang dapat mengganggu kesuburan diantaranya kanker ovarium, tumor ovarium, ooforitis, adneksitis dan hormon tidak teratur atau tidak seimbang yang biasanya mengakibatkan PCOs (polikistik ovarium sindrom).

2. Tuba Falopii. Saluran yang menghubungkan ovarium dengan rongga rahim. Saluran ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu pars interstisial (dekat rahim), pars ismika (medial), dan pars ampularis (dekat ovarium). Di bagian - bagian ini biasanya sel sperma bertemu dengan sel ovum. Beberapa keadaan yang dapat mengurangi tingkat kesuburan perempuan yaitu salphingitis, adneksitis, dan tuba tersumbat atau non paten. Pemeriksaan yang digunakan adalah dengan VT nyeri goyang portio, USG cairan bebas sekitar tuba dan Rongent Hidrosalphingograph.

3. Kavum Uteri. Tempat menempelnya hasil konsepsi. Sebagaimana organ - organ lain, organ ini juga mengalami beberapa perubahan seiring siklus menstruasi yaitu luruhnya dinding rahim. Beberapa keadaan yang mempengaruhi kesuburan perempuan yaitu terdapatnya mioma uteri, kista endometriosis, dan keganasan.

4. Serviks. Biasa disebut leher rahim. Ujung serviks merupakan pangkal saluran vagina yang berupa mulut rahim (portio). Bagian ini sangat penting dalam proses melahirkan normal, selain kontraksi rahim yang diharuskan teratur dan berinterval. Portio uteri merupakan pintu keluarnya bayi. Prosesnya tidak terjadi begitu saja, serviks akan menipis dan membuka sampai diameternya sebesar kepala bayi, kurang lebih 10 cm. Proses ini terjadi akibat kontraksi rahim, yaitu hasil dari otot rahim yang menarik serviks ke atas ke arah fundus dan mendorong bayi ke bawah, sehingga lama - kelamaan serviks pun menipis lalu membuka. Hal lain yang membantu pembukaan serviks yaitu dorongan bagian bawah janin (kepala), bila bagian bawah janin lunak biasanya pembukaan akan berjalan melambat. Beberapa hal yang dapat mengurangi kesuburan wanita yaitu adanya polip, infeksi mulut rahim (erosi), dan kanker serviks.


Namun demikian dalam program mempunyai anak tidak begitu saja terpaku pada organ reproduksi perempuan. Reproduksi lelaki juga perlu dicek, mulai dari jumlah sperma normal, gerakannya, ada pembekuan atau tidak, infeksi atau tidak, sampai dengan pola hidup dan penyakit yang menyertai. Jadi, jangan melihat atau menyalahkan satu pihak saja. Dijalani dan diusahakan bersama ya ;)

THE WAY TO BELIEVE MY SELF


Aku adalah aku. aku adalah yang kupikirkan, yang kuimpikan, yang kuharapkan,  yang kulakukan, dan yang kukatakan. Aku adalah aku. aku bertahan bahwa aku adalah aku di lingkunganku. Aku berkontribusi pada lingkungan tapi lingkungan hanya akan memberi pengalaman untukku. Lingkungan tidak akan merubah siapa aku.

Itu memang tak mudah tapi itu harus. Hidup memang tak mudah tapi hidup harus.

Dalam setiap pilihan pasti ada konsekuensi, baik dan buruk.

Aku sudah tau. Aku berani dan aku siap.

Aku adalah pembangun, aku bukan seperti yang dilihat banyak orang

Aku merubah apa yang dapat kurubah dan aku bisa melakukannya.
Aku tau mana yang harus kuubah dan mana yang harus kuterima.

Aku islam, aku hamba Allah. Islam adalah hidupku.



Ketika aku melangkahkan kaki nanti, aku akan lebih mudah bersosialisasi dan menerapkan islam. Aku akan bebas dengan segala mimpiku.





Halo?

Long time no see?? hehe
Lama banget gak ngeblog, padahal hp juga available. tapi emang nyaman pake kompi sih...

Apakabar cyberspace? Menggilakah??

Apakabar dunia?

Dan aku masih di sini --- tertawakan? atau senyum?

Banyak cerita berlalu
Dan aku masih di sini
Bertahan

Kenapa?


Entah. ¶

Selasa, 23 Juli 2013

FROM ZERO TO HERO, ALL ABOUT MIDWIFE

              Dulu, gak begitu ngerti sih perbedaan job disk – job disk para tenaga kesehatan itu. Terutama bidan, yang setau aku kalo lagi sakit, aku baru dibawa berobat ke bidan. Yaa…secara, orang desa, yang lebih merakyat gitu pengobatannya.



Setelah menekuni bidang ini selama kurang lebih 4 tahun, aku mulai mengenal, memahami dan akhirnya menyimpulkan tentang profesi yang ku pilih. Benar kata orang bahwa orang berprofesi bidan itu gak bakal sukses kalau bukan dari panggilan. Benar juga kata dosen – dosenku yang baik, dulu ketika kami pertama masuk perkuliahan, mereka terang – terangan mengatakan dan menanyakan kepada kami – mahasiswa barunya – bahwa jadi bidan itu juga tidak mudah. Mereka sering pula menawarkan, siapa yang sudah merasa tidak sanggup, silahkan mundur dari sekarang, karena semakin lama perjalanan kami akan semakin berat, tak pernah semakin ringan, katanya. Ada juga yang bilang, kalau niat baik – biasanya alibi bahagiain orang tua – insya Allah dipermudah jalannya, lalu menyarankan, udah terlanjur, dari pada cuma kebasahan mending sekalian berenang. Jadi bidan gak buruk – buruk amat kok. Malah, kita akan semakin mengembangkan diri karena kita belajar buanyak sekali pelajaran, terutama pelajaran hidup.

Ya, begitulah. Dunia kami memang bukan dunia yang tepat bila kamu tipe orang yang mencari pekerjaan yang aman, sentausa. Dunia kami, penuh tantangan, penuh perjuangan. Dan ini gak lebay lho…. Ini benar adanya. Buktinya, apa ada sekolah pendidikan profesi yang macamnya banyak sekali seperti bidan? Apa ada uu tenaga kesehatan yang sering digodok ulang, perubahan ini itu?

Mulai dari asal usul profesi. Ngomongin soal job disk, sebenernya apa sih kerjaan bidan? Kenapa sampai ada banyak banget bidan sekarang ini? Apalagi sekolahnya? Oke, kita mulai dari tupoksi – tugas pokok dan fungsi – kami sebagai bidan. Kewenangan kami adalah memberikan pelayanan – pomotif, preventif, kurativ, dan rehabilitative – terhadap bumil, busui, bufas, bayi dan balita. Itu yang utama. Itu pun kami terbatas. Terbatas di sini karena bila objek – objek pelayanan kami ini nantinya mengalami hal – hal komplikatif, dan bila syarat – syarat memenuhi, baru kami bisa menangani. Bila syarat tidak terpenuhi, kami salah – secara hukum – bila memberikan pelayanan kepada mereka karena itu melewati wewenang kami, yang artinya mengambil hak dan kewajiban tenaga medis yang lain, misalnya dokter. Di sini sekarang, yang semakin banyak menimbulkan pro – kontra serta konflik adalah semakin banyaknya dokter obsgyn – fyi, spesialis kebidanan dan kandungan – yang pada akhirnya menimbulkan beribu pertanyaan lagi: sebenarnya, apa sih tugas bidan? Kenapa harus ada bidan kalau dokter obsgynnya aja udah banyak. Banyak yang perempuan pula.

Kita sampai ke asal mula profesi ini diadakan. Menurut cerita sejarah – sejarah yang sering disampaikan dosen – dosen saya sebagai dongeng pengantar tidur itu (siswanya selalu ngantuk di kelas), dulu profesi ini ada karena sangat minimnya tenaga medis di negeri tercinta ini. Tingginya angka kematian terutama pada ibu melahirkan. Bahkan, sampai akhir masa pendidikan saya, angka kematian ibu nifas pun masih tinggi. Maka dari itu negara mengadakan pendidikan akademi untuk tenaga medis yang bernama Bidan. Tugasnya yaitu menolong ibu bersalin – karena persalinan adalah proses alami – secara mandiri dan teutama untuk menurunkan angka kematian ibu serta bayi baru lahir. Maka, jangan heran…bila anda para pembaca pernah bertemu dengan senior saya yang berpuluh – puluh tahun yang lalu, orang – orangnya sungguh berani, mandiri, berjiwa penyelamat, dan sangat cinta pada negara. Analisa saya, mereka pasti lebih pandai dari kami dalam menangani kasus gadar – obsgyn karena mereka terbiasa mandiri. Ya itu tadi, karena masih minimnya tenaga kesehatan seperti dokter atau pak mantri jaman dulu. Jadi seorang bidan, dulu boleh memberikan pelayanan sebagai dokter karena dokter masih sangat jarang. Apalagi bila terjadi keadaan gawat darurat, bidan jaman dulu lebih cenderung berpikir keras denga ilmu – ilmu yang sudah dia dapat untuk menangani si pasien dari pada main rujuk, seperti bidan – bidan sekarang yang tupoksinya di bawah dokter.

Nah, di sini dimulai babak baru. Seperti yang anda ketahui bahwa wilayah kinerja atau daereah tanggung jawab seorang bidan adalah satu desa. Maka angka kelahiran dan angka kematian di desai itu, secara tidak langsung bisa menggambarkan kinerja seorang bidan. Namun, jaman semakin bergeser. Pemerintah mengadakan berbagai program, imunisasi, posyandu, desa siaga dan kawan – kawannya. Intinya dari segala program itu bahwa pelayanan yang baik adalah pelayanan yang bersifat holistik, berkesinambungan, ada evaluasi, dan tindak lanjut. Persis seperti pelayanan yang diajarkan pada kami, bidan. Jadi tanggung jawab kami sedikit meluas karena kami seringkali melibatkan keluarga pasien, tetangga dan orang – orang terdekat.

Salah satu alasan mengapa hanya ada bidan perempuan, adalah karena kami suka berbagi. Kami senang bersilaturahmi. Jadi, secara naluri, bidan memang akan selalu memberikan pelayanan yang seperti itu. Apalagi dia sudah dipetakan dalam satu desa. Buatnya, sedesa itu adalah keluarga baginya.

Dari situlah tanggung jawab bidan mulai ditumpuk – tumpuk. Promotif dan surveilens yang harusnya ada petugas sendiri dari tempat pelayanan dasar kesehatan bagi masyarakat (puskesmas) semua di berikan dengan seenak pantat pada si bidan. Tega sekali! Lalu buat apa mereka ada?!

Semakin ke sini, jaman membaik. Desa per desa sudah sama – sama memiliki seorang bidan, pahlawan kesehatan. Dari situ, mulai banyak anggapan: sekolah bidan saja, sekolahnya cepat, kerjaannya jelas, dan nanti uangnya banyak. Berbondong – bondonglah mereka sekolah bidan hingga akhirnya beribu lulusan bidan jadi sampah masyarakat. Sebenarnya masih banyak desa yang membutuhkan, tapi karena satu dan lain hal, ada saja alasan mereka tidak mau atau tidak boleh bekerja di desa. Seperti si penulis ini. Kontradiksi.

Dan apakah akhirnya kami jadi sampah masyarakat begitu saja? Oh, no! Never! Kami bukan makhluk yang gampang menyerah. Pendidikan gila – gila an yang kami tempuh selama tiga tahun mengajarkan pada kami babhwa kami bisa bekerja dimana saja. Lalu sekarang mulailah bertebaran profesi bidan di bangsal – bangsal rumah sakit, poli anak, salon kewanitaan, salon kecantikan, dan lain – lain. Bahkan, sekarang institusi pendidikan kebidanan, dosen – dosennya pun berprofesi yang sama. Kalau satu hal ini sih sebenarnya saya kurang setuju. Saya lebih setuju bila para cabi (calon bidan) dipertemukan dengan semua tenaga medis, supaya mereka tetap kaya pengetahuan dan keterampilan.


Hikmah kami menjadi bidan adalah kami belajar tentang sebuah proses kehidupan. Sebuah siklus ajaib dari berbagai siklus kehidupan wanita. Sisi kehidupan yang bisa jadi sangant membahagiakan namun bisa juga jadi sangat traumatis, sangat menyedihkan. Ya, itulah hal – hal yang kami hadapi setiap hari. Maka kami, bidan – bidan, dididik agar kuat mental. Kami adalah pengayom keluarga yang menjadi objek pelayanan kami. Kami menjaga pelayanan yang kami berikan karena tanggung jawab kami, akan kami bawa mati bertemu sang kholiq.

Dari situ, kami belajar dasar – dasar keluarga, kesehatan ibu dan anak, komunikasi konseling, psikologi pendidikan dan banyak lagi. Bagiku, profesi ini membuatku kaya akan khasanah ilmu pengetahuan. Dan aku tidak akan pernah menyesal memilih profesi ini karena jika pun aku tak dapat mengambil penghidupan darinya, dia telah memberi banyak dasar – dasar kehidupan yang orang lain mungkin akan berbeda pemahaman dalam mengarungi hidup menjadi, seorang wanita, seorang ibu, dan seorang nenek. Sekian.

Rabu, 24 April 2013

My APRIL

cuma tanya, cuma curhat

aku bukan nya cari - cari tantangan
aku cuma ingin melengkapi apa yang kurasa masih kurang di diri ini
aku mencari dan mencari
kemanapun, siapapun...
kalo memang caraku salah, tunjukkan aku jalan yang benar...
bagaimana cara mencari yang benar...

jangan larang aku, jangan atur aku
aku bosan, seakan aku ini anak TK yang gak tau apa - apa
beri aku penjelasan dan informasi yang cukup
sampai aku percaya
sampai aku yakin dan tak perlu mencoba
tak perlu melakukan kesalahan sendiri

padahal setiap kesalahan membuatku belajar lebih mendalam, teliti
bukan pula karena aku suka membuat kesalahan

sebenarnya mana yang benar dan mana yang salah pun sudah kabur

tapi sudahlah....

kini aku percaya
karena kamu
hanya kamu

terimkasih
sekaligus maaf...

aku memang belum bisa adil
dan di april ini, satu lagi pelajaran

Kamis, 03 Januari 2013

The ONLY E X C E P T I O N (paramore)

When i was younger i saw
My Daddy cry and cursed at the wind
He broke his own heart and i watched
As he tried to reassemble it
And My Momma swore that she would never let herself forget
And that was the day that i promised
I'd never sing of love if it doesn't exist

But, Darling You are the only exception
You are the only exception
You are the only exception
You are the only exception

Maybe i know somewhere
Deep in my soul that love never lasts
And we've got to find other ways
To make it alone or keep a straight face
And i have always lived like this
Keeping a comfortable, distance
And up until now i had sworn to myself that i'm content
With loneliness
'Coz none of it was ever worth the risk


But, Darling You are the only exception
You are the only exception
You are the only exception
You are the only exception

I've got a tight grip on reality and but i can't
Let go of what's in front of me here
I know you're leaving in the morning when you wake up
Leave me with some kind of proof its not a dream
oh, ooooooo

But, Darling You are the only exception
You are the only exception
You are the only exception
You are the only exception